Selasa, 04 Oktober 2011

Conditioning Class

Condition Class
Latar Belakang
            Seperti banyak kemajuan besar ilmiah, pengkondisian klasikal ditemukan secara tidak sengaja. Seorang ahli fisiologi Rusia dari abad ke-19 yaitu Ivan Pavlov. Berawal dari mengamati keluarnya air liur pada anjing sebagai respon agar diberi makan. Ketika menyadari bahwa anjing-anjingnya melakukan hal demikian setiap Pavlov datang, bahkan ketika tidak diberinya makan. Awalnya keadaan ini sepertinya tampak mengganggunya. Namun, ketia Pavlov menyadarinya bahwa benda atau kejadian yang anjing-anjingnya dipelajari berhubungan dengan makanan akan memicu reaksi yang sama. Dia menyadari mendapat penemuan dan membaktikan sisa karirnya untuk meneliti tipe pembelajaran ini.
Biografi Ivan Petrovich Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov (bahasa Rusia: Иван Петрович Павлов) (14 September 184927 Februari 1936) ialah fisiolog, psikolog, dan dokter Rusia.
Ia dilahirkan di sebuah desa kecil di Rusia tengah. Keluarganya mengharapkannya menjadi pendeta, sehingga ia bersekolah di Seminari Teologi. Setelah membaca Charles Darwin, ia menyadari bahwa ia lebih banyak peduli untuk pencarian ilmiah sehingga ia meninggalkan seminari ke Universitas St. Petersburg. Di sana ia belajar kimia dan fisiologi, dan menerima gelar doktor pada 1879. Ia melanjutkan studinya dan memulai risetnya sendiri dalam topik yang menariknya: sistem pencernaan dan peredaran darah. Karyanya pun terkenal, dan diangkat sebagai profesor fisiologi di Akademi Kedokteran Kekaisaran Rusia.
Pavlov lebih tertarik pada fisiologi ketimbang psikologi. Ia melihat pada ilmu psikiatri yang masih baru saat itu sedikit meragukan. Pavlov amat dihormati di negerinya sendiri, baik sebagai Kekaisaran Rusia maupun Uni Soviet dan di seluruh dunia. Pada 1904, ia memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran dalam penelitiannya tentang pencernaan. Ia adalah orang yang terang-terangan dan sering bersilang pendapat dengan pemerintah Soviet dalam hidupnya, namun karena reputasinya, dan juga karena bangganya penduduk senegerinya kepadanya, membuatnya terjaga dari penganiayaan. Ia aktif bekerja di laboratorium sampai kematiannya dalam usia 86.[1]
Teori Belajar Condition Classic
            Kondisi klasikal meliputi pembelajaran yang menghubungkan sutu stimulus
  (rangsangan) yang menimbulkan respon tertentu dengan stimulus baru , sehingga stimulus yang
 baru menimbulkan respon yang sama.
Beberapa pengertian dasar untuk memahami eksperimen Pavlov antara lain:
a) Perangsang alami (unconditioned stimulus: US) yaitu perangsang yang memang secara alami dapat menimbulkan respons dari organisme. Perangsang alami akan menghasilkan respons tak bersyarat (unconditioned response: UR). Contoh US: makanan yang dapat menyebabkan keluarnya air liur.
b) Perangsang netral (neutral Stimulus NS) yaitu perangsang yang baru tidak menimbulkan respon (NCR).
c)      Perangsang bersyarat (conditioned stimulus: CS) yaitu perangsang yang secara alami tidak menimbulkan respons. Perangsang bersyarat akan menghasilkan respons bersyarat (conditioned response: CR). Contoh CS: bunyi bel, sinar lampu.
a) Sebelum pengkondisian
US --------------------------------------------------------------> UR
b) Selama pengkondosian
US --------------------------------------------------------------> NS
c) Sesudah pengkondisian
US --------------------------------------------------------------> CR
Berdasarkan hasil eksperimennya, Pavlov mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
1. Belajar merupakan pembentukan kebiasaan dengan cara menghubungkan perangsang atau stimulus
   2. Proses belajar terjadi bila ada interaksi antara organisme dengan lingkungan,
   3. Belajar adalah membuat perubahan pada tingkah laku.              
Karya Pavloc mengenai pengkondisian telah menyediakan kerangka untuk memahami bagaimana organisme mengantisipasi kejadian di masa depan karena CS mendahului kejadian yang signifikan secara biologis atas UR, mereka menjadi signal untuk kejadian yang memungkinkan organisme itu mempersiapkan diri dan menjalankan perilaku yang tepat.
Pavlov menyebut stimuli yang memberi signal kejadian yang penting secara biologis (CS) sebagai first signal system. Namun selain itu manusia juga menggunakan bahasa yang terdiri dari simbol-simbol realitas. Jadi seeorang merespon kata ”bahaya” sebagaimana seseorang akan merespon ”situasi aktual yang berbahaya”. Pavlov menyebut kata yang melambangkan realitas sebagai signal dari signal atau second signal system. Signal yang muncul bisa diorganisasikan dalam sistem kompleks yang memandu banyak manusia.[2]
Penelitian pembelajaran ini telah mengarah pada pembentukan teori belajar yang bisa digunakan untuk memahami dan memperkirakan bagaimana dan dalam keadaan apa setiap binatang maupun manusia dalam belajar. Karena sebagian besar perilaku belajar sesuai dengan prinsi- prinsip pengkondisian intrumental. Teori belaja dapat juga digunakan untuk membantu orang menemukan cara mengubah perilaku mereka.
            Teori pembelajaran yang telah ditemukan oleh Pavlov ini kemudian diterapkan kepada manusia oleh J.B Watson. Ia melakukan eksperimennya terhadap seorang anak kecil yang bernama Albert. Ia menggunakan sistem yang sama diterapkan oleh Pavlov terhadap anjingnya. Tujuan dari penelitian ini ialah ia ingin menunjukan bahwa pengkondisian klasikal bisa
 diterapkan kepada manusia untuk mengubah perilaku manusia.
Albert kecil ini didesign menjadi seorang anak yang takut oleh tikus yang kemudian meningkat kepada segala sesuatu yang berwujud bulu putih.Akan tetapi penelitian ini tidak ditindak lanjuti karena Albert akhirnya diadopsi oleh seorang ibu. Sebenarnya Watson berkeinginan untuk menghilangkan rasa takut dari Albert tetapi tidak diijinkan oleh ibuangkatnya. Untungnya hasil dari proses pembelajaran ini bisa mengalami pemunahan(existinction) apabila tidak didik sama seperti yang dilakukan oleh Watson. Namun pada  zamansekarang ini banyak kritikan dilontarkan kepada karena ia menganggap bahwa pikiran itu tidak ada, pikiran hanyalah berbicara dalam hati.
Inti dari teori yang ditemukan oleh Pavlov ini ialah pengondisian kelas itu menentukan sikap perilaku pelajar, karena ruang lingkup yang terbatas itu tercipata berbagai macam stimulus. Stimulus ini sangat berpotensi untuk menentukan sikap perilaku pelajar itu sendiri.Teori ini apabila ditarik dalam pendidikan masa sekarang ini seperti peristiwa ketika seorang anak disuruh maju oleh seorang guru bahasa asing dan disuruh membaca. Tapi apabila mengalami kesalahan maka anak itu akan dibentak-bentak. Maka terciptalah stimulus yang menyebakan takut dan akhirnya ketika disuruh oleh guru bahsa asing itu ia merasa takut. Dan hasil dari peristiwa ini tentunya tidak mencipatkan suasana belajar yang kondusif.

Teori Belajar Operant Condition
            Teori yang ditemukan oleh Pavlov ini kemudian dikembangkan lagi oleh B.F Skinner akan tetapi penekanannya agak berbeda. Kalau Klasikal kondisi lebih bergantung pada pengembangan asosiasi dari peristiwa-peristiwa, maka pengkondisian operan  meliputi belajar dari konsekuensi perilaku. Operant Condition adalah perilaku hasil belajar dan dilakukan secara spontan terhadap suatu situasi bukan suatu respons ontomatis. Menurut Skiner kebanyakan perilaku manusia bersifat operan (dipelajari lewat penguatan positif atau negatif) yaitu :
  1. Operan netral (neutral operant) : respon dari lingkungan yang tidak dapat menambah atau mengurangi  probabilitas perilaku yang di ulang-ulang.
  2. Penguat  (reinforce) : respon dari lingkungan yang menambah probabilitas perilaku yang di ulang-ulang
  3. Penghukum (punisher) : respon dari lingkungan yang mengurangi probabilitas perilaku yang di ulang-ulang.
Penguat di sini ada yang bersifat negative maupun positif. Penguatan positif ialah perilaku yang mendapat penguatan karena perilaku tersebut membawa konsekuensi yanjg menyenangkan . Penguatan negative adalah penguatan karena meneyingkirkan sesuatu yan tidak menyenangkan.
Hukuman juga da ada sisi yaitu negative dan positif. Hukuman positif berupa stimulus yan tidak menyenangkan. Misalnya menereima teriakan, omelan,. Penghukuman negative : berupa hilangnya stimui;lus menyenangkan.(mengurung anak di dalam kamar, tidak member uang saku).
Contoh praktis ialah bagaimana seorang guru mengembangkankan bakat siswa pada buku-buku sastra dalam bahasa Inggris. Dia membaca buku yang menarik didalam kelas ketika siswa masuk. Guru ini memperkuat minat siswa denbgan mengatakan kepada siswa tentang buku yang sedang dibacanya dan sedikit menceritakan cerita yang menarik tentang buku itu. Dia menyuruh siswa untuk menceritakan tentang buku yang pernah di bacanya. Guru bahasa inggris ini tidak hanyaberbicara tentang buku tetapi juga mendemonstrasikan kesenganangannya.

Kesimpulan
            Teori belajar yang dicetus oleh Pavlov yang kemudian dikembangkan oleh beberapa tokoh psikologi ternama, telah mempengaruhi proses pembelajaran dewasa ini. Teori yang diterapkanoleh Pavlov ini merupakan teori belajar tentang tikah laku yang disebabkan oleh stimulus-stimulus yang telah dikondisikan oleh pengajar. Teori belajar yang seperti ini akan tercipata suatu suasana belajar yang kondusif dan terarah apabila pengajar bisa menciptakann stimulus-stimulus yang mendukung. Stimulus itulah yang menentukan perilaku siswa.



[1]               H:\Arttikel\condition classis\Ivan_Pavlov.htm
[2]               file:///D:/Arttikel/condition%20classis/teori/teori-behaviorisme.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar